1.
MORFOLOGI
Escherichia coli
termasuk dalam family enterobacteriaceae. Bakteri ini merupakan bakteri
gram-negatif, berbentuk batang pendek (kokobasil), mempunyai flagel, berukuran
0,4-0,7 µm x 1,4 µm, dan mempunyai simpai. E-coli
tumbuh dengan baik di hampir semua media pembenihan, dapat meragi laktosa, dan
bersifat mikro-aerofilik.
2.
IDENTIFIKASI
A.
Kultur
E-coli dapat tumbuh pada hampir semua media pembenihan.
Pada media umum atau media non-selektif kebanyakan koloninya tidak dapat dibedakan
secara spesifik dengan bakteri enterik lainnya; karena berbentuk bulat,
cembung, permukaan halus, dan bertepi tegas. Namun, pada media selektif seperti
EMBA bakteri E-coli akan tampak
berwarna hijau metalik yang akan membedakannya dari bakteri lain. Dan juga pada
media selektif MacConkey Agar (MCA) bakteri E-coli
akan tampak berwarna pink-merah bata metalik dan dapat dibedakan dengan
bakteri lain.
B.
Pengujian
Biokimia
E-coli
secara khas memberikan hasil
positif pada uji indol, lisin dekarboksilase, dan fermentasi manitol, serta
menghasilkan gas dari glukosa. Suatu isolat dari urin dapat diidentifikasi
dengan cepat sebagai e-coli melalui
gambaran hemolisis pada agar darah, dan uji bercak indol yang positif. Lebih
dari 90% isolat bakteri E-coli memberikan
hasil positif pada glukuronidase-β dengan menggunakan substrat
4-methylum-belliferyl-β-glucuronide (MUG). Isolat dari lokasi anatomis selain
urin, dengan sifat yang khas, seringkali dapat dipastikan sebagai E-coli dengan hasil pemeriksaan MUG yang
positif.
3.
STRUKTUR ANTIGEN
E-coli mempunyai antigen O,H,dan K. Saat ini, telah
ditemukan sekitar 150 tipe antigen H. Berdasarkan sifat-sifat fisiknya, antigen
K dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu L,A,dan B.
4.
FAKTOR VIRULENSI
A.
Antigen
permukaan
E-coli
memiliki sedikitnya 2 jenis tipe
fimbria yang penting sebagai faktor kolonisasi (perlekatan sel bakteri pada sel
horpes), diantaranya:
a)
Tipe manosa
sensitif (pili)
b)
Tipe manosa
resisten (Colonization Factor Antigen, CFA
I dan II)
B.
Enterotoksin
Enterotoksin yang berhasil diisolasi
dari bakteri E-coli diantaranya:
a)
Toksin LT
(termolabil)
b)
Toksin ST
(termostabil)
Produksi
kedua toksin tersebut diatur oleh plasmid. Plasmid dapat pindah dari satu sel
bakteri ke sel bakteri lainnya. Bakteri E-coli
memiliki 2 jenis plasmid, yaitu yang menyandi pembentukan toksin LT dan ST
dan plasmid yang menyandi pembentukan toksin ST saja.
C.
Hemolisin
Pembentukan hemolisin diatur oleh
plasmid. Hemolisin merupakan protein yang bersifat toksik terhadap sel pada
biakan jaringan. Peranan hemolisin pada proses infeksi E-coli belum diketahui dengan jelas. Akan tetapi, galur E-coli hemolitik ternyata lebih patogen
daripada galur yang non-hemolitik.
5.
PATOGENESIS DAN
GEJALA PENYAKIT
Beberapa jenis E-coli yang patogen, diantaranya:
A.
E-coli enteropatogenik
(EPEC)
Merupakan penyebab utama diare pada
bayi. Infeksinya menyebabkan diare berair yang biasanya dapat sembuh sendiri,
tetapi ada juga yang menjadi kronis. Pemberian antibiotik dapat dilakukan
sebagai upaya penanganannya.
B.
E-coli
Enterotkoksigenik (ETEK)
Merupakan bakteri penyebab diare pada
anak dan wisatawan yang bepergian ke daerah yang bersanitasi buruk. Untuk
menghindari infeksi bakteri ini dianjurkan berhati-hati dalam memilih makanan
yang kemungkinan terkontaminasi. Profikasis dengan suatu antimikroba dapat
efektif, tetapi juga dapat menimbulkan peningkatan resistensi bakteri pada
antibiotik.
C. E-coli
Enteroinvasif (EIEC)
Mekanisme
patogenetiknya mirip seperti shigella,
dan disertai dengan demam.
D. E-coli
Enterohemoragik (EHEK)
Menghasilkan
toksin yang disebut verotoksin. Dpat menyebabkan kolitis berdarah dan
sindrom
uremik hemolitik. Dapat dicegah dengan memasak daging hingga matang.
DAFTAR PUSTAKA
Radji, Maksum. 2010. “Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi & kedokteran”.
Jakarta : EGC
Jawetz, et al. 2012.
“Mikrobiologi Kedokteran”. Penerjemah
: Aryandhito. Edisi 25. Jakarta : EGC
Misnadiarly, dkk. 2014. “Mikrobiologi untuk Klinik dan Laboratorium”. Jakarta : Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar